PAK BAYAN GRAPE EKS KOREA MEMBANGUN DESA

PAK BAYAN GRAPE EKS KOREA MEMBANGUN DESA

PAK BAYAN GRAPE EKS KOREA MEMBANGUN DESA

 

Terkadang hidup di Indonesia dirasakan standar saja oleh sebagian orang. Tidak mengalami lompatan ekonomi secara tajam. Naik tidak, tapi mempunyai kecenderungan turun. Sehingga harus ada cara radikal untuk menaikkan ekonomi tersebut dengan kerja ke luar negeri salah satunya ke Korea Selatan.

Ini juga dialami oleh Sunarko, warga Grape, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro yang merasa hidupnya standar saja setelah berumah tangga. Ada kenginan memperbaiki dan meningkatkan ekonomi dengan kerja ke Korea Selatan.

Inspirasi ini didapatkan dari tetangganya yang telah sukses membuat rumah dan beli sawah dengan kerja ke Korea setelah 4 tahun. Berbekal informasi dari tetangganya tersebut, membuat yakin untuik mendaftar kerja ke Korea Selatan dengan mengikuti pelatihan kerja dan kursus Bahasa Korea di LPK PERMATA.

Pelatihan kerja dan kursus bahasa dijalaninya selama 2 bulan. Seiring dengan bertemunya beberapa rekan seangkatan yang mengulang setelah selesai pelatihan, membuat bapak 3 orang anak ini bertambah semangat.

Tibalah pendaftaran tes kemampuan dasar Bahasa korea diumumkan oleh BNP2TKI, membuat pria lulusan SMA Sumberrejo ini galau dalam menentukan pilihan pekerjaan. Saat itu dalam pengumuman tes terdapat 2 pilihan sektor, yakni sektor pabri dan sektor perikanan.

Banyak rekan seangkatannya memilih sektor pabrik, namun sesuai dengan pertimbangan dengan keluarga dan memahami kemampuan diri, mantaplah memilih sektor perikanan untuk tes tahun itu.

Sektor perikanan sedikit peminat dikarenakan gajinya kalah besar dengan sektor pabrik. Namun peluang lulusnya lebih besar dan sesuai dengan pengalamannya tahun sebelumnya, sektor perikanan proses berangkatnya lebih cepat.

Pilihannya terbukti ampuh dan tepat, saat pengumuman kelulusan dinyatakan lulus. Setelah beberapa bulan menunggu proses , maka pada tahun 2012 berangkatlah ke Korea Selatan.

Kerja di kapal mencari ikan bukanlah pekerjaan yang ringan. Namun pria asli Bojonegoro ini sudah terbiasa kerja keras banting tulang ketika di kampung halamannya. Sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dengan kerasnya dunia perikanan.

Kerja dengan suasana kekeluargaan di Pulau Jaeju, mampu dijalaninya 4 tahun 10 bulan.  Sehingga hasil dari Korea Selatan bisa digunakan untuk beberapa keperluan di rumahnya. Hasil kerja kerasnya mampu diwujudkan dengan membuat rumah, membeli tanah, membeli mobil dan untuk keperluan keluarga.

Sepulangnya dari Korea, ada pengumuman perekrutan perangkat desa yang kebetulan berada di desa wilayah Kecamatan Kanor,  ada beberapa jabatan kosong yang harus segera diisi.

Berbekal dorongan familinya, mencoba daftar lowongan perangkat desa tersebut. Walaupun ada beberapa pendaftar, namun keberuntungan tetap berpihak padanya.

Saat diumumkan namanya tercantum dalam daftar nama peserta yang lulus dan mendapat amanah baru sebagai Kepala Urusan Umum di Desa Grape, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2017.

Lengkaplah kebahagiaan alumni Permata Hagwon ini. Selain mendapatkan hasil jerih payahnya dari Korea Selatan, juga mendapatkan amanah sebagai perangkat desa. Sesuai dengan impian awal sebelum berangkat ke Korea Selatan, ingin mendapatkan lompatan yang signifikan dalam hidup baik secara ekonomi maupun sosial.

Permata
https://permatakorea.com

Leave a Reply