GEMPITA KELULUSAN SEKTOR PERIKANAN 2019

GEMPITA KELULUSAN SEKTOR PERIKANAN 2019

GEMPITA KELULUSAN SEKTOR PERIKANAN 2019

Pagi itu tepatnya Hari Rabu, 13 Nopember 2019 suasana di Balen, Bojonegoro cerah. Menjelang siang, hujan turun yang merubah suasana menjadi sejuk, sesejuk hati siswa LPK PERMATA yang lulus ujian EPS TOPIK 2019.

Malam harinya mereka telah mendapatkan info kelulusan dari internet. Sehingga mereka berkumpul di LPK PERMATA untuk syukuran kelulusan, sekaligus menyiapkan langkah berikutnya.

“Rasanya kayak mimpi, saya bisa lulus, moga proses selanjutnya lancar.” ungkap M Jumani peserta dari Payak Purwoasri, Bojonegoro.

“Alhamdulillah saya bisa lulus. Karena di desa saya Karangdowo, Leran Wetan, Pilang Tuban, baru saya sendiri yang yang ikut tes ke Korea.” komentar Teguh Handoko.

Akhmad Nur Khozin peserta asal Sidomulyo, Kedungadem, Bojonegoro juga menimpali, ” suatu kejutan saya bisa lulus, karena ketatnya persaingan tes EPS TOPIK pada tahun ini.

Wajar mereka meluapkan kegembiraan atas kelulusannya. Karena peserta tes seleksi kerja ke Korea sektor perikanan tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah peserta.

Tahun sebelumnya sektor perikanan kurang diminati oleh calon Pekerja Migran Indonesia. Penyebabnya adalah gaji yang ditawarkan hanya sekitar 20 juta perbulan.

Walaupun mereka tidak perlu mengeluarkan biaya asrama dan makan, namun gaji tersebut masih kalah dengan sektor manufaktur. Gaji 20 juta adalah gaji pokok di sektor manufaktur dan masih ada tambahan gaji lembur.

Ada yang tetap bersikeras memilih sektor manufaktur. Namun tidak sedikit yang beralih dan menjatuhkan pilihan ke sektor perikanan. ” Apapun kerjanya, yang penting bisa terbang ke Korea dengan cepat.” ungkap Ayoeb Pebri Anggara, salah satu peserta asal Slaharwotan, Ngimbang, Lamongan yang pindah haluan.

2 tahun terakhir, kuota sektor manufaktur mengalami penurunan. Kabar burungnya karena tingginya gaji yang ditetapkan oleh Pemerinta Korea, yang menyebabkan perusahaan-perusahaan mengurangi karyawannya.

Faktor lain adalah karena banyaknya tenaga illegal stay yang lebih familiar dengan sebutan anak-anak kaburan. Mereka kabur karena ingin kerja lebih lama lagi di Korea Selatan atau tergiur dengan gaji yang lebih besar di perusahaan lain.

Pekerja ilegal ini menjadi salah satu sebab sedikitnya penyerapan tenaga kerja baru dari Indonesia. Sehingga sektor manufaktur cenderung berkurang kelulusannya.

Bagi LPK PERMATA kelulusan perikanan massal ini adalah kali kedua. Pada tahun 2010 saat tes EPS TOPIK sektor perikanan mendapatkan kelulusan yang gemilang.

Tes yang diadakan di Universitas Pancasila Jakarta saat itu, peserta dari LPK PERMATA mencetak angka kelulusan sebesar 40 orang, merupakan sebuah kenangan yang indah.

Sektor perikanan bisa menjadi pilihan, saat lesunya iklim perekonomian di Indonesia. Walaupun gajinya masih dibawah sektor manufaktur, tapi gaji 20 juta tetap lebih besar daripada gaji 2 juta rupiah.

Salam sukses..
Semoga segera berangkat…

Aamiin..

Permata
https://permatakorea.com

Leave a Reply